Senin, 23 April 2012

One Summer Night

Dear_ mY honey with always never died in my heart

One summer night the stars were shining bright
One summer dream made with fancy whims
That summer night my whole world tumbled down
I could have died if not for you
Each time I think of you my heart would cry for you
The joy and love from you
Since I was born
Each night I'd pray for you
My heart would wish for you
You've filled my life for me


Set me free like a sparrow up the tree
Give a sign so I would ease my mind
Just say the word and I'll come running wild
Give me a chance to live again
Each time I think of you
My heart would cry for you
The joy and love from you
Since I was born
Each night I'd pray for you
My heart would wish for you
You've filled my life for me

One summer night the stars were shining bright
One summer dream made with fancy whims
That summer night the whole world tumbled down
I could have died if not for you
Each time I think of you
My heart would cry for you
The joy and love from you
Since I was born
Each night I'd pray for you
My heart would wish for you
You've filled my life for me

_soulmate

Rabu, 04 April 2012

Tanpamu

Cinta itu aneh, kawan! Kukejar lari menjauh, aku diam ia mendekat dan memelukku. Aku ini binatang jalang dari kumpulannya terbuang.
                                                  Tanpamu…

                                                     Sepi

                                                     Gelap

                                              Tak bermakna

                                           Salahku buta mata

                                         Dalam terang cahaya

                                         Embun telah menguap

                              Dan pucuk-pucuk daun telah kering

                                       Memasuki rongga bumi
 
                                       Yang gelap dan rahasia

Trust me! Everything is gonna be oc,. Bahagiaku untuk cintamu malam ini. Jika salah adalah keraguan, maka benar adalah sebuah keyakinan. Tertutup kabut mendung saat hujan turun. Cinta telah mati diatas keragu-raguan. Biarkan angin menyapa lembut tubuhmu dan semerbak wangi melati menusuk-nusuk hidungmu. Aku ada karena kau tercipta.

Sebatang kayu yang lapuk terkulai tak berdaya diatas tanah kering nan gersang. Renta dimakan zaman. Sesekali datang sang pelatuk, tapi hanya untuk mematuk dan membuang kantuk. Bila hujan datang, maka lapuklah ia. Kasihan! Namun dengan cinta ia tetap tersenyum , ia rela meski menjadi sarang semut dan laba-laba, ia bangga meski dirinya habis karena telah berbuat sesuatu yang terbaik yang ia bisa lakukan untuk sekitarnya. Dan untukmu aku bisa,! Hanya untukmu!!

Jika suatu saat kutemukan cahaya diatas gelap, biar saja ia menerangiku, tapi tentu tak akan menggantikan tempatmu walau cahayamu telah redup. Tidak, ?! Tidak! Sama sekali tidak! Kau tetap yang terindah yang pernah kumiliki dan akan selamanya. Andai saja aku orang kaya, tentu saat ini kau akan kulamar dan kunikahi. Aku tak perlu berpikir dua kali apalagi seribu kali. Sayang, aku hanya orang miskin yang tak punya apa-apa. Jangankan untuk melamar dan menikahimu, untukku saja tak ada.

Cinta Sejatiku

Dikegelapan ku menanti terangnya cahaya. Tak perlu menerawang jauh hingga ke taman langit, cukup disini bersamamu, bagiku sudah lebih dari cukup. Surga mungkin hanya mimpi para pendongeng yang kesepian di tengah hutan dan mencari sebuah negeri tanpa duka dan lara. Kubodohi Tuhan! Kutipu dan kubujuk ia dengan do’a agar mau menuruti keinginanku.
Dengan menulis aku ada dan bermakna. Dengan menulis aku hidup. Dengan menulis aku lebih bijak dan adil. Tak ku tahu caramu. Biar saja, ini aku. Lupakan saja aku bila tak dapat kau mengerti karena hanya akan jadi beban pikiranmu. Karena aku ‘pun takkan peduli pada apa yang terjadi padamu. Aku acuh karenamu, teman! Kalian yang membuat aku seperti ini. Ya, aku marah, dendam, dan benci pada apa yang kalian lakukan padaku, meski aku sadar semua itu tak sepenuhnya salah kalian. Tapi bukankah tak harus seperti itu? Ini hanya soal cara pandang kita yang berbeda. Maaf bila aku pun tak berbuat salah dan telah menyakiti hati kalian.
Manusia hidup dalam keterkungkungannya masing-masing. Menari dan bernyanyi tanpa lelah lalu menangis dan merenung sepanjang masa. Hanya bersama Tuhan, maka segalanya akan terasa damai. Ini soal realita dan fakta, bukan isu belaka. Tak percaya?! Boleh dibuktikan, Kawan!!! Ah, sudahlah. Ini hanya kelelahan jiwa yang tak pernah tahu pasti akan berlabuh kemana, tapi tak ada kata “menyerah” dalam kamus kehidupanku biar bumi besok hancur menjadi debu hingga tak ada lagi kehidupan.
Aku hanya ingin jadi orang baik-baik, tak mesti hebat dan terkenal, cukup tak banyak masalah yang membuatku njelimet dan mumet. Meski jadi orang yang biasa-biasa saja, tentu aku akan merasa lebih tenang dalam hidup. Ya, tak perlu pula banyak tantangan yang kutaklukkan atau mencari hal-hal baru dalam hidup yang justru terkadang membuatku terjebak dalam masalah-masalah baru. Tapi mungkin ini taqdir Tuhan yang mau tak mau harus kujalani. Tuhan telah memberiku kelebihan yang berbeda dari makhluk ciptaan lainnya dan tak semua orang memiliki bakat yang luar biasa yang terpendam dalam diriku dan aku harus bersyukur atas itu. Thanks, God!
Jujur, ingin kusudahi cerita ini, tapi tak mampu, Kawan! Maaf, aku sendiri tak tahu alasannya kenapa. Lalu sampai kapan semua akan terus seperti ini. Jujur, aku bosan pada dunia! Ingin kuakhiri tapi tak ingin dengan cara yang tragis. Aku ingin kematianku indah. Aku ingin bertemu Tuhan dan kekasihNya. Aku ingin keabadian yang didalamnya tak terdapat duka dan lara. Pantaskah aku yang kotor memasuki surgaNya yang indah dan suci?!
Kunyalakan lagi rokok itu dan kuhisap. Mati. Lalu kunyalakan lagi dan terus begitu tanpa pernah kutau kapan akan selesai. Kugaruk kepalaku berkali-kali meski tak kurasakan gatal padanya. Kuketik lagi kata-kata di laptopku. tapi begitulah sifat tamak manusia yang selalu merasa segala sesuatu yang ada padanya adalah miliknya, padahal laptop juga blum lunas, biasalah dapet ngredit gitu. Bukankah Tuhan telah menegaskan dalam firmanNya bahwa segala sesuatu yang ada di bumi maupun dilangit adalah kepunyaanNya dan semua yang ada pada manusia hanyalah titipan dariNya dan akan dimintakan pertanggungjawabannya nanti di yaumul akhir.
Aku selalu berharap ia mengintipku dari balik jendela itu, seperti dulu saat ia masih milikku. Tapi kini semuanya tinggal kenangan. Kenangan yang mengharu biru. Kenangan yang hanya menyisakan luka yang dalam dihatinya. Kenangan yang pahit. Kenangan yang akan selalu membuatnya menangis tiap malam. Kenangan yang ingin selalu kuulang. Kenangan yang takkan mungkin kembali. Karena hari ini bukan milikmu atau milikku.

By_Jiwa yang rapuh

Selasa, 03 April 2012

Seperti Aku Mencintaimu

Seperti aku mencintaimu
Ucapkanlah kerinduanmu pada embun yang luruh
Melalui lereng daun, meresap ke pembuluh akar
Memasuki rongga bumi yang gelap dan rahasia
Seperti aku mencintaimu

Segala sesuatu bermula dari hening sebagaimana batas belum dan sudah
Kita berada diantaranya menerima warisan debu dan darah
Air dan cahaya
Seperti aku mencintaimu

Yang punah di ujung hari, gugur di kaki sejarah
Adalah huruf untuk dibaca kemudian
Tatkala kita bersidekap dalam genangan airmata
Seperti aku mencintaimu

Seperti putaran ombak
Yang bergulung di samudera
Tanpa pernah kita tahu dimana porosnya
Seperti aku mencintaimu

a heart to heart


Tak tahu harus kumulai dari mana semua ini, kawan! Aku bingung, lelah, dan frustasi atas apa yang terjadi pada diriku. Kadang terlintas dalam benak ini untuk kuakhiri saja hidup ini. Na’udzubillah!!! Ujian seolah tak pernah berakhir dari yang remeh-temeh sampai yang membuat otakku rasanya mau pecah. Jujur saja, dari lubuk hatiku yang terdalam aku ingin sekali bertemu Nabi dan Tuhan-ku, sungguh sangat ingin, kawan! Tapi sikap dan tindak-tandukku sedikitpun tak mencerminkan perasaan seorang kekasih terhadap apa yang dicintai, justru aku menghindar dan menjauh. Yang kulakukan hanya memperturutkan nafsu semata. Yang kukejar hanya kesenangan duniawi yang sejatinya kumengerti bahwa semua ini hanya sementara, tak ada yang abadi di dunia ini. Ambisiku masih terlalu tinggi untuk kutaklukkan. Aku sangat ingin sekali dunia ini berada dalam genggamanku, sehingga dengan suka hati akan kugoncangkan kapanpun hal itu kuinginkan. Aku benci di sepelekan! Aku benci dikhianati! Aku benci para pendusta! Aku harus bagaimana, Tuhan?!?!
Ini tentangku, tentangmu, dan tentang dia. Aku harus mencari kemana untuk menemukan wanita itu?! Wanita ideal dalam pandanganku adalah wanita muslimah yang baik agama dan akhlaknya, baik nasabnya, baik rupanya, berpendidikan, dan belum pernah terjamah oleh siapapun atau belum pernah pacaran sekalipun. Aku belum menemukannya, kawan! Ya, mungkin aku terlalu naif karena tak bercermin pada diriku sendiri, tapi apakah itu berdosa, tidak kan? Jika wanita itu sudah kutemukan, dengan mengucap “Bismillahhirrohmanirrohim” akan kupersunting wanita tersebut menjadi istriku. Aku masih terpaku pada kecantikan sebagai prioritas utama, padahal Nabi sendiri berkata bahwa sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Pantas saja Tuhan memilihku menjadi seorang guru, karena aku pandai memberi nasehat dan ilmu yang baik bagi orang lain tapi tidak pada diriku sendiri.
Kemarin aku berkenalan dengan seorang wanita bernama Nurul Fauziyah. Dia adalah anak kedua dari tiga besaudara. Aktifitasnya kini sebagai seorang Mahasiswa Semester Akhir jurusan Bahasa Inggris di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau lebih dikenal dengan nama UNTIRTA. Selain itu, dia juga tercatat sebagai salah satu Dewan Guru di sebuah Sekolah Dasar.
Aku berkenalan lewat hp. Ya, kami tidak saling mengenal. Kami hanya tahu aktifitas masing-masing dari tiap kali obrolan yang kami lakukan melalui telepon genggam. Aku tak tahu persis siapa dia, begitupun sebaliknya, tapi kami sangat akrab, bahkan aku pernah berkata ingin ta’arruf dengannya dan jika nanti kami merasa cocok maka aku akan mengkhitbahnya. Lalu ia memberiku alamat Facebook (sebuah jejaring sosial). Sorenya aku pergi ke warnet di daerah Kecamatan Binuang. Setelah kucari beberapa saat akhirnya kutemukan juga, ternyata tak sesuai harapanku. Ya, aku sangat berharap dia cantik, kawan. Aku tahu itu. Aku menjijikkan, kawan!
Jujur saja, aku ingin berkenalan dengannya karena ia mengaku belum pernah pacaran sama sekali. Ia juga pernah berkata bahwa ia tak mengenal istilah pacaran dalam Islam. Yang ia inginkan adalah menikah lalu pacaran. Jadi, pacarannya setelah menikah. Aku sangat setuju. Tapi lagi-lagi mata hatiku dibutakan oleh kecantikan yang sejatinya akan memudar seiring waktu. Aku munafik, kawan! aku hanya mampu berkata tanpa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
Aku akui, aku ini kotor! Aku ini hanya sampah yang berserakan dijalan-jalan, tapi tak sedikitpun kuturunkan seleraku terhadap seorang wanita yang akan kujadikan istri. Mudah-mudahan Allah memberiku jalan terbaik. Jalan yang lurus. Jalan yang tak penuh kerikil dan batu. Kalau bisa jalan tol...hehe. Amin. Aku yakin semua ini akan indah pada waktunya. Aku yakin Tuhan akan memberikan istri sesuai seleraku, karena kata Nabi, Allah mengikuti apa yang kamu yakini.
Akhir-akhir ini aku tak merasa nyaman dengan keadaanku di kampung, karena perseteruanku dengan Hasan cs beratku. Sebenarnya mereka memintaku untuk duduk bersama (musyawarah) memecahkan masalah ini, tapi ego-ku terlalu angkuh untuk ditundukkan. Bagaimana tidak, aku benar-benar sakit hati atas perbuatan mereka. Bukan itu saja, mereka juga sudah memfitnahku dan menuduhku dengan sesuatu yang jauh dari kebenaran. Ini bukan soal siapa yang benar atau salah. Ini soal harga diri!!! Aku memang orang miskin dan tak punya apa-apa, tapi bila harga diriku sudah diinjak-injak, maaf saja, akan kupertahankan sampai mati! Kalau memang benar kalian ingin kembali berteman denganku, seharusnya sikap dan cara bicara kalian tidak seperti itu, seharusnya kalian datang padaku dan meminta maaf secara terbuka pula seperti saat kalian menginjak-injak harga diri dan kehormatanku dan memfitnahku dikhalayak ramai, bahkan kalian juga memfitnahku didepan orang-orang yang sesungguhnya tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa tentang apa yang kalian bicarakan. Kalian mengatakannya pada semua orang. Itu sudah di luar batas kewajaran! Aku tak pernah mau mendahului, tapi pantang untuk mundur bila didahului!